Ahmadan, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Bukan Bidah
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Universitas Alkhairaat (Unisa), Dr. Ahmadan mempertanyakan pendapat yang menyatakan tidak boleh memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW karena bidah.
“Apa alasannya yach, mengatakan memperingati Maulid bidah, memperingati Maulid semacam ini menambah kecintaan kita pada baginda Nabi, mendengarkan sirah atau sejarah Rasul. Disinilah letak kekeliruan mereka karena menyandingkan Maulid dengan Ibadah. Kalau semua dipukul rata berarti kita semua bid’ah karena tidak boleh pegang handphone karena itu juga bidah,” tegas Ahmadan saat membawakan hikmah Maulid di Fakultas Ekonomi Unisa dua hari lalu.
Ketua Baznas kota Palu itu menegaskan jika ada mahasiswa dan dosen atau siapa saja yang ingin berdialog tentang peringatan Maulid nabi Muhammad SAW dirinya siap meladeni.
Dia mengaku mempelajari sejarah Nabi sejak Ibtidaiyah hingga program doktoral hingga hari ini belum tuntas, apalagi mahasiswa yang hanya belajar agama 2 SKS sudah ada yang berani bilang bidah.
“Pintu ruangan saya terbuka lebar untuk diskusi mengenai hal ini,” ujarnya.
Menurut Ahmadan, tidak cukup ilmu kita membicarakan akhlak dan pribadi Rasullullah, manusia paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT, bahkan Allah beserta malaikatnya bershalawat untuknya.
Bahkan, lanjut Ahmadan, tidak Allah ciptakan nabi Adam alam semesta dan isinya melainkan karena nur Muhammad.
” Saya mau tanya yang bilang bid’ah berapa kali dia bershalawat dalam sehari dan beristighfar, Nabi saja yang sudah dijamin oleh Allah SWT masih tetap beribadah sebagai wujud rasa syukurnya pada Allah SWT,” kata Ahmadan.
Mantan Dekan Fakultas Agama Islam Unisa itu menambahkan, nabi Muhammad SAW diibaratkan seperti cahaya matahari dan bulan, yang memiliki makna nabi besar Muhammad SAW adalah sumber segala inspirasi, sumber kehidupan, cahaya kehidupan. Cahaya diatas cahaya.
Pada kesempatan itu, Doktor jebolan Universitas Islam Negeri (UIN), Walisongo Semarang itu mengungkapkan empat tipe manusia menurut Abbas Alaqqat, Ulama kontemporer, yakni, tipe manusia seniman, yang memiliki tata bahasa yang indah, tipe manusia pekerja, yang bekerja untuk kejayaan ummatnya,tipe manusia tukang ibadah dan tipe manusia pemikir.
Semua tipe itu, ada pada diri Rasulullah SAW, namun tidak bisa kita miliki secara bersamaan.
Hadir pada kesempatan itu, Rektor Universitas Alkhairaat, Dr. Umar Alatas, wakil Rektor II, Marjun, Dekan Fakultas Ekonomi, Abd. Rahman dan para wakil Dekan , Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Arfan, Ketua LPPM Unisa, Abdul Kadir, seluruh dosen dan mahasiswa fakultas Ekonomi.
Sumber: Wartakiat.com